ivaa-online.org

Alex Luthfi R

Alex Lutfi R, seniman ini lahir di Surabaya, 12 September 1958. Ia mulai menekuni seni lukis saat belajar di STSRI-ASRI Yogyakarta tahun 1979 dan akhirnya menetap di Yogyakarta. Ia belajar dari para dosen terkemuka di Indonesia seperti Fadjar Sidik, Widayat, Nyoman Gunarso, Aming Prayitno, serta nama lainnya. Awalnya Alex Lutfi lebih tertarik dengan kualitas serta keindahan tekstur, sehingga pada kurun waktu satu tahun ia mempelajari dan melukis dengan keindahan subject matter texture.

Banyak karya yang dihasilkan lewat studi, misalnya studi terhadap tradisiwayang rumput yang menjadi mainan di kalangan anak-anak dan para petaniJawa. Ia pelajari dan melukiskannya. Pameran yang pernah digelar misalnyadi LIP Bandung tahun 1985. Tahun 1995 adalah tahun yang memberikaninspirasi dalam karya lukis dengan tema babi berdasi. Kala itu para pemimpindan kapitalis berperilaku kasar dan tidak memiliki rasa malu. Kekasarandan kekerasan sudah menjadi peristiwa lazim di Indonesia. Pemerkosaan,pembunuhan, perampasan hak dan korupsi serta bentuk pelanggaran moralsepertinya menjadi kegiatan rutin dan dihalalkan oleh kalangan tertentu.Fenomena sosial politik mendorong Alex Lutfi untuk menciptakan karya yangvulgar dan cenderung terang-terangan.

Lukisan-lukisan Alex Lutfi adalah bidikan dari berbagai peristiwa sertakejadian pada masa orde baru-pasca orde baru dan proses reformasi hinggasaat ini. Penghargaan yang pernah diraihnya antara lain memenangkanpenghargaan Pratisara Affandi Adhi Karya 1982 dan 1983.Melalui berbagai media berkarya, Alex cukup konsisten mengedepankantema refleksi sosial. Cara pandang di dalam karyanya sangat kritis danmampu menggugah kesadaran untuk kembali menjadi jujur. Karya-karyanyajuga mencerminkan agar selalu teringat bahwa jabatan adalah hal yang fana.Merupakan titipan amanah yang harus dijaga dan tidak menjadikan ambisius. Melihat karya Alex memang mampu menjauhkan dari semangat rakus danmenang sendiri. Dua hal yang selalu menghantui manusia dalam berinteraksisosial. Dua hal yang sebaiknya memang dihindari.